Cerpen


Duel Sang Kerbau dan Ormas Ayam


Waktu menunjukan angka 11.30. Matanya sepertinya enggan menutup seperti malam-malam lain yang biasanya sudah dalam belaian sang mimpi. Rasa kantuk rupanya tak mempan padanya kali ini. Masih banyak yang ingin diselesaikan, akan tetapi tulisan-tulisan tak cukup mengungkapkan penuhnya isi kepala yang setiap detik semakin terisi. Beruntung jemari yang meliuk-liuk di atas papan komputer lah yang seringkali melampiaskan sedikit isi kepala si kancil kali ini.
Kali ini si kancil sedang memikirkan suatu kepenatan mengenai lingkungan sekitar yang tak kunjung teratur. Media berteriak-teriak membunyikan lengkingan kerusuhan salah satu ormas yang ditanggapi sang Presiden. Presiden mengaung layaknya harimau, cengkraman kakinya tertuju pada onar oknum ormas tersebut. Ironis, ormas itu melawan hingga akhirnya terjadi duel hebat antara presiden dan ormas tersebut.
Rupanya perang urat saraf sedang terjadi di Negri Suaka Malaya di mana si kancil berdiam diri. Sebuah sistem rantai makanan sedang berlangsung menjadi hal yang mengancam satu sama lain. Berbeda dengan dahulu kala, Suaka Malaya lahir dari perjuangan keras para pahlawan. Pahlawan yang berbeda-beda yaitu ayam, kambing, sapi, harimau, komodo, orangutan dan hewan lainnya bersatu padu mengusir para perampok yang berusaha mengambil kekayaan nusantara. Banyak perampok yang ingin menguasai Suaka Malaya ini, tercatat para perampok berasal dari negeri kincir pernah menguasai kekayaan selama 3 setengah abad. Kelaparan dan penyiksaan terjadi di Negeri Suaka Malaya. Setelah itu, perampok lain berhiaskan bambu yang menutupi wajahnya ibarat shinobi pernah merampok selama 3 setengah tahun. Akhirnya ayam, kambing, sapi, harimau, komodo, orangutan dan hewan-hewan lainnya bersatupadu untuk merebut tanah air Suaka Malaya.
Cerita tadi merupakan sejarah panjang perjuangan merebut kemerdekaan Negeri Suaka Malaya. Kini lebih dari setengah abad perjuangan itu telah berlalu. Kemerdekaan telah dirasakan oleh semua rakyat. Negeri ini sudah dipimpin oleh berbagai hewan. Keidealan negeri makmur dan rakyat sejahtera yang tak kunjung terpuaskan membuat negeri ini berganti-ganti pemimpin.
Sekarang negeri itu sedang dipimpin oleh seekor kerbau. Ya, begitu rakyat menyebut presidennya. Presiden kerbau yang memiliki dua sisi kepribadian yaitu terkesan beraut muka cuek akan tetapi rajin bajak sana-sini hingga sawah-sawah dapat ditumbuhi padi-padi yang mulai kemuning menjadi ciri khasnya. Kerbau terpilih menjadi presiden berkat wibawa yang dimilikinya dan kerja kerasnya. Konon, negeri tersebut merupakan negeri agraris yang di dalamya memiliki tanah-tanah yang subur dan pertanian yang melimpah sehingga tak salah kerbau yang terpilih.
Monyet-monyet beralmamater mengomandoi rakyat terdiri dari ayam, babi, komodo, orangutan, dll.  Komando tersebut hadir dalam acara pesta rakyat terpilihnya sang kerbau menjadi presiden pada periode kedua. Periode pertama kinerja kerbau dianggap baik, banyak sawah-sawah dibajak, selain itu kepemimpinan di semua sektor hutan dilakukannya dengan baik. Rakyat pun mayoritas setuju untuk memilihnya kembali.
“Hidup kerbau, hidup kerbau” teriak monyet-monyet beralmamater.
“Akhirnya kita memiliki presiden yang tangguh” susul ayam, babi, komodo dan orangutan.
“Moo…saya dukung beliau 100 persen” teriak sapi yang merupakan rekan koalisi presiden.
            Atmosfer tersebut terjadi empat tahun yang lalu. Ketika terpilih kedua kalinya sang kerbau. Pemimpin berwibawa yang diidam-idamkan rakyat Negeri Suaka Malaya itu. Semua rakyat terkesima diselipi asa-asa yang menganga disetiap rintihan-rintihannya.
Kini, masa kepemimpinan kerbau akan habis. Tahun depan akan diadakan pemilihan presiden baru. Sayangnya kerbau tidak bisa mencalonkan diri lagi karena menurut kitab peraturan dalam negeri, masa kepemimpinan hanya berjalan maksimal dua periode. Hal itu membuat para calon pemimpin lain bermunculan salasatunya kuda berkharisma yang memiliki fans fanatik begitu banyak karena beliau adalah seorang seniman hebat. Sekarang pun telah terpampang baliho besar foto dirinya. Calon presiden yang menggendongkan gitar dipunggung itu menjadi sosok terkuat pada pemilihan tahun depan dan digadang-gadang akan memenangkan hanya dengan satu kali putaran. Tidak mustahil, karena fans fanatiknya yang begitu banyak.
 Kini, di masa akan berakhirnya masa kepemimpinan sang kerbau terjadi hal-hal anti-klimaks. Sang kerbau mulai aktif di jejaring sosial dan memamerkan segala aktivitas dengan rakyatnta. Sesekali aktivitas bersama keluarganya beliau pamerkan juga. Tak hanya itu, segala tanggapan beliau tulis dan kicaukan. Seperti tanggapan kepada ormas ayam beberapa waktu lalu.
“Saya malu dengan kekerasan yang dilakukan ayam-ayam, mereka tidak menghargai nasionalisme”. Tulis sang kerbau di akunnya.
Pernyataan itu langsung ditanggapi ayam-ayam dengan lantang. Perdebatan di Media pun terjadi. Pernyataan sang kerbau ternyata telah melukai ayam-ayam hingga sampai pada pemimpinnya.
“Sang kerbau bodoh, keji, dungu” ujar ayam-ayam.
“Berilah pernyataan dengan jeli, ikuti pemberitaan dengan baik dasar pecundang”. Sambung Ayam jago.
“Kita tantang kau kerbau, dasar pecundang” kompak ayam-ayam dengan sedikit emosi.
   Sanggahan ayam-ayam pun sontak membuat gempar seisi Negeri Suaka Malaya. Bagaimana tidak, sang kerbau mendapat hinaan langsung dari Ayam Jago yang dihormati juga oleh banyak rakyat karena mereka adalah pejuang di jalan kebenaran. Para ayam memang terkenal sering menumpas kejahatan dan tidak takut siapapun. Babi yang suka memerkosa dan menakuti para perawan pernah ditumpasnya. Tikus yang sering mencuri pun sering kali dihajar dengan jenggernya hingga tak pernah berani mengambil telur-telur di sangkar.
Rakyat gelisah dan cemas karena sedang terjadi duel hebat antara sang kerbau dan ayam. Duel pun begitu terasa, peluru media di tembakan satu sama lain. Duel ini terjadi dari tanggapan sang kerbau tadi yang dibalas kecaman oleh para ayam. Rupanya ayam merasa dikebiri sang kerbau yang tidak menghargai kerja kerasnya menumpas kejahatan. Terlebih perkataan-perkataan sang kerbau di media massa dan jejaring sosial membuat ayam sakit hati.
 “Ini adalah Negara hukum dan mempunyai petugas keamanan yang tangguh, saya tidak suka perbuatan ayam yang tidak sesuai hukum walaupun tujuannya benar” sambung sang kerbau pada salah satu jumpa pers.
Rupanya, sang kerbau tidak menyukai perbuatan ayam yang melangkahi tugas dari anjing sebagai petugas keamanan bukan tidak menyukai tujuan dari penumpasan kejahatan yang dilakukan kepada babi, tikus atau penjahat lainnya. Akhirnya, anjing memberikan sanksi peringatan kepada ayam agar tidak mengulangi perbuatannya lagi dan lebih mengoordinasikan lagi terhadap aksi yang akan dilakukannya kepada petugas keamanan.
Pertikaian dengan sang presiden pun dijadikan sebagai pelajaran berharga oleh ormas ayam tersebut. Kini, ayam-ayam rajin bermusyawarah dengan semua rakyat Negeri Suaka Malaya dan petugas keamanan. Banyak kejahatan yang kembali dilawan, bukan lagi dengan jenggernya langsung seperti dahulu. Kini ayam mulai bekerjasama dengan anjing-anjing sebagai petugas keamanan untuk memberantas babi, tikus dan penjahat-penjahat lainnya. Negeri Suaka Malaya pun kini menjadi negeri yang aman, tentram dan damai.

Juli 2013

Penulis Imam Akhmad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar