oleh
Imam Akhmad, M.Pd.
Siapa
sangka kupu-kupu yang terbang lincah dengan rona indah itu berasal dari ulat
yang merayap menyusuri dahan dipenuhi bulu yang menjijikan.
Saat
itu metamorfosis terjadi. Ulat (larva) menjijikan berhenti makan setelah
sebelumnya makan dengan banyaknya. Dirinya seolah istirahat, diam dalam
kepompong (pupa). Setelah sekian lama, muncullah kupu-kupu cantik dengan rona
beragam rupa. Itulah sedikit gambaran proses metamorfosis yang terjadi pada
kupu-kupu.
Untuk
menjadi kupu-kupu yang indah, ulat menjijikan itu memerlukam proses
metamorfosis yang cukup panjang. Begitu pula kita seorang mukmin yang saat ini
sedang dalam kepompong shaum. Proses panjang kita tempuh. Imam Abu Hamid Al-Ghazali
dalam Ihya ‘Ulumuddin (Juz1, hal.210) menjelaskan dengan rinci, shaum terbagi
tiga.
1.
Shaum umum yaitu shaum menahan lapar,
dahaga, dan bercampur dengan pasangan halal di siang hari. Shaum ini dilakukan
masyarakat umum.
2.
Shaum khusus yaitu mencegah segala panca
indra dari maksiat. Mencegah mata dari penglihatan menimbulkan syahwat, telinga
dari pendengaran penuh caci, mulut dari pembicaraan penuh ghibah, dan segala
anggota badan lainnya dari kesia-siaan. Shaum ini dilakukan orang soleh.
3.
Shaum khususil khusus yaitu shaumnya hati
dari banyaknya keinginan dan pemikiran yang buruk. Dalam tahap ini, kita
senantiasa menjauhkan diri dari dengki, hasud, takabbur, dan hasrat hati yang
buruk lainnya. Shaum ini merupakan shaum istimewa.
Proses
pengepompongan diri dalam shaum ini ternyata bukan hanya menahan lapar, dahaga,
dan bercampur dengan pasangan halal ketika siang hari. Lebih dari itu, ada
tingkatan yang lebih yaitu mencegah segala panca indra dari maksiat dan hati
dari keinginan dan pemikiran yang buruk.
Melalui
shaum, betapa akhlak kita akan merona bak kupu-kupu yang memberikan kemenarikan
kepada sekitar. Penggemblengan akan terjadi dan mengasah kita menjadi insan
yang berakhlak tinggi. Jasmani dan Rohani dilatih terus menerus. Tentu jasmani akan
sehat, shumu tashihu, Rasul belasan
abad dahulu jelaskan. Tentu pula, rohani akan semakin sabar, ash shiyaamu nishfu shabirin, Rasul
dalam Ibnu Majah jelaskan. Efek lebih jauh, peradaban akan meninggi seperti
dahulu Islam yang menguasai dunia. Amok complex/gejolak
sosial tak akan terjadi karena ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial tak
ada. Si kaya melindungi si miskin dengan zakat dan infaqnya dan si pintar
membimbing si bodoh dengan ilmunya. Negara melindungi segenap bangsa. Tak ada lagi
saling sikut, saling hasut, dan seluruh perilaku pengecut. Inilah islam yang
sebenarnya, inilah efek shaum apabila benar-benar dikerjakan.
Bolehlah
kita bertanya pada diri, sudahkah itu semua terjadi? Apabila itu belum, mari periksa
tata cara shaum dan renungi makna shaum yang kita kerjakan. Berkepomponglah
dalam shaum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar